Indramayu – Tjimanoek melakukan pantauan terhadap alun-alun Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada, Kamis, 23 September 2021, sore.
Pembongkaran pagar alun-alun tersebut sesuai dengan program Bupati Indramayu Nina Agustina, yakni “ALU-R” (Alun-alun Rakyat). Taglinenya adalah tidak ada lagi sekat antara pemimpin dan rakyatnya.
Acara simbolis pembongkaran pagar alun-alun dipimpin langsung oleh Nina Agustina. Nina melakukan pengetokan pertama sebagai pertanda resmi dimulainya pembongkaran pagar tersebut pada, 19 Mei 2021.
Nina mengatakan pembongkaran pagar alun-alun bertujuan sebagai sejarah tidak adanya sekat antara rakyat dengan pemimpinnya. “Ini sebagai sejarah. Sekat antara pemimpin dan rakyatnya! Mulai tanggal 26 Februari 2021 dan sampai seterusnya tidak boleh terjadi lagi,” tulis Nina di bongkahan pagar yang ia dan Wakil Bupati (Wabup) Lucky Hakim tanda tangani, Rabu, 19 Mei 2021.
Anggaran untuk pembokarangan pagar itu sendiri senilai Rp 536.000.000.- Sedangkan pembuatan pagar pada 2008 silam menelan anggaran sebesar Rp 713.144.000 yang dikerjakan PT. Paramarta selaku pemenang tender.
Turut hadir dalam acara pembongkaran pertama pagar alun-alun, yakni: Wabup Lucky Hakim, Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono, Ketua DPC PDIP Sirojudin, Forkopimda Kab. Indramayu, serta Camat Indramayu Asep Kusdianti.
Lalu bagaimana kondisi alun-alun Kab. Indramayu setelah dibongkar dan diperbaiki? Berikut ini kondisinya per tanggal 23 September 2021.
Wajah Baru Alun-alun
Tampak depan alun-alun atau pendopo Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jika sebelumnya ada pagar dan terdapat tulisan Kantor Bupati Indramayu.
Trotoar alun-alun pun sudah dibuat ramah pejalan kaki loh. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, trotoarnya tidak ramah untuk pejalan kaki dan terlalu tinggi juga.
Di depan kantor bupati atau pendopo, ada Gedung Juang 45. Tetapi kondisinya agar kurang terawat. Terlihat dari cat yang sudah kusam dan tidak ada aktivitas di dalam gedung tersebut.
Gambar di atas sudah masuk di kawasan dalam. Semenjak dibongkar pagarnya, kita bisa lebih mudah untuk mengakses ke lapangan utama. Namun dari pantauan tjimanoek, terdapat barrier-barrier (pembatas jalan) yang berjejer.
Dari kejauhan nampak tugu bambu yang menjadi simbol perjuangan bangsa ini dalam melawan penjajahan Belanda. Lebih jauh lagi, terlihat pendopo Indramayu yang terdapat gamelan. Selain itu, halaman pendopo juga sering digunakan untuk acara resmi.
Di sore hari, lapangan utama juga suka digunakan bermain oleh anak-anak. Terlihat di gambar ada belasan anak yang sedang bermain sepak bola. Biasanya banyak juga orang-orang yang berolahraga di sini, seperti lari. Jika Anda melihat sebuah masjid, itu adalah Masjid Agung Indramayu. Memang lokasinya berdekatan dengan alun-alun Kab. Indramayu.
(PP)